Kamis, 29 Mei 2014

Sekilas Tentangku

AUTOBIOGRAFI
@xsthajarmx5726.jpgDua puluh satu tahun silam tepatnya 27 Mei 1993, Aku dilahirkan ke dunia, tempat persinggahan sementara manusia menuju kehidupan abadi. Terlahir dalam keluarga Islam, dan Aku pun sangat bersyukur kepada Allah Swt. sang pencipta kerajaan langit dan bumi, akan hal itu. Pepatah mengatakan “tak kenal maka tak sayang”, perkenalkan namaku Sitti Hajar, menurut cerita orang tuaku yang memberi nama tersebut ialah nenekku, ibu dari ibuku. Seiring berjalannya waktu, Aku mempertanyakan mengapa ada yang kurang dari namaku, kedua adikku dilekatkan nama Ayah pada nama mereka, sebut saja Upik Handiani Musa dan Sri Wardah Musa, tetapi Aku kok tidak? Setelah Aku selidiki ternyata semua itu berawal dari penulisan nama pada buku Laporan Pendidikanku sewaktu duduk di bangku Sekolah dasar. Di sana, wali kelasku hanya menuliskan Sitti Hajar, padahal sebenarnya nama lengkapku Sitti Hajar M. Kemudian nama Sitti Hajar itulah yang melekat di semua buku Laporan Pendidikan dan ijazahku. Namun di luar dunia pendidikan Aku memakai nama Sitti Hajar Musa, sebagai tanda hormat, sayang, dan terima kasihku kepada Ayahku.
Aku dilahirkan di Pinrang, 27 Mei 1993 merupakan putri sulung dari tiga bersaudara yang kesemuanya adalah perempuan. Aku berasal dari keluarga yang sederhana yang sangat kental akan kebersamaan. Sejak lahir Aku tinggal bersama kedua orang tuaku. Drs. Musa Dahlan nama ayahku. Beliau berprofesi sebagai guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 2 Sengkang. Dan ibuku bernama Hj. Khaerani Idris. Keluargaku awalnya bermukim di Pangkep karena Ayahku awalnya mengajar di SMA Negeri 1 Pangkep. Namun, pada pertengahan tahun 1999 tepatnya bulan Juni kalau Aku tidak salah mengingat, maklum saja waktu itu Aku baru berumur enam tahun, ayahku memboyong ibu, Aku, dan kedua adikku ke Sengkang dan menetap di sana hingga sekarang. Sejak kecil orang tuaku mengajarkan optimisme dan kedisiplinan kepada ketiga anaknya, mulai dari bangun tidur, menjaga shalat lima waktu, sikat gigi sebelum tidur, belajar, hingga makan bersama di meja makan dan masih banyak lagi yang tidak mungkin kutuliskan satu per satu.
Menurut cerita orang tuaku sejak balita saya telah diajarkan membaca dan menulis, walaupun tulisanku tidak karuan dan cara membaca yang hanya bergumam tidak jelas layaknya balita pada umumnya ketika pertama kali diperkenalkan  dengan buku dan tumbuh sebagai balita yang aktif dan berkembang menjadi anak yang ceria dan cerewet. Sampai saat ini, Aku senang membaca dan menulis, mungkin karena sudah terbiasa sejak kecil. Selain membaca dan menulis Aku juga mempunyai hobi lain yaitu menonton dan menyanyi walaupun hanya sebatas penyanyi kamar mandi.
Ketika berusia lima tahun, Aku didaftarkan di salah satu sekolah dasar di Pangkep. Aku masih ingat ayah menyewakan becak untuk mengantar jemput Aku ke sekolah karena ayah sibuk mengajar, sebelum pukul tujuh beliau harus berada di sekolah sementara ibuku sangat sibuk di rumah menjaga kedua adikku. Namun, Aku hanya bersekolah di sana selama hampir satu tahun hingga akhirnya keluargaku pindah ke Sengkang. Ayahku tidak mengurus surat pindah belajar di sekolah lamaku di Pangkep ke sekolah baruku di Sengkang, alhasil Aku kembali mendaftar sebagai siswa baru dan mulai lagi dari kelas satu yang seharusnya waktu itu aku telah duduk di kelas dua SD. Pahadal lumayan kan lebih muda satu tahun dari usia belajar SD pada umumnya? hehehe. Namum, itulah takdirku, tidak ada yang perlu disesali karena semua berjalan sesuai kehendak Sang Khaliq. Di SDN 259 Teddaopu aku memulai lagi karier pendidikanku. Dan alhamdulillah selama duduk di bangku SD, Aku selalu menduduki peringkat dua dalam kelas, kecuali pada kelas IV aku harus puas di peringkat tiga. Setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2005, aku melanjuatkan pendidikanku ke jenjang Sekalah Menengah Pertama atau yang biasa disingkat SMP, di SMP Negeri 2 Sengkang, dan alhamdulillah lagi, Aku selalu masuk dalam sepeluh besar. Di kelas VII semester I,  aku menduduki peringkat satu, peringkat dua di semester II. di kelas VIII semester I dan II, aku menduduki peringkat satu. Dan pada detik-detik terakhir di masa SMP, di kelas IX, aku keluar dari sepuluh besar, hahaha payah, Aku juga bingung apa yang terjadi dengan otakku pada waktu itu. Pada tahun 2008, aku menyelesaikan pendidikanku di SMP Negeri 2 Sengkang. Kemudian melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 2 sengkang, salah satu SMA terbaik di Kabupaten Wajo. Semua pelajar yang ingin bersekolah di sana harus melalui beberapa tahap tes, mulai dari tes wawancara hingga tes tertulis. Dan alhamdulillah, Aku mampu melalui semua tes tersebut dan berhasil masuk ke sekolah tersebut dan di tempatkan di kelas X C, padahal targetku di tempatkan di kelas X Khusus, kecewa memang tapi Aku percaya itulah yang terbaik untukku dan ada hikmah dibalik semua itu.
Tuntutan sebagai pelajar SMA semakin berat dibandingkan ketika di SD dan SMP, terlebih lagi karena Aku bersekolah di tempat di mana ayahku mengajar. Namun, Aku tetap berusaha berbuat yang terbaik dengan penuh semangat disertai dukungan dari kedua orang tua. Kerja keras,  optimisme, dan kedisiplinan serta dukungan penuh dan doa dari kedua orang tua, akhrinya membuahkan hasil yang manis. Selama satu semester menghuni kelas X C, akhirnya Aku berhasil menduduki peringkat 1 di kelas tersebut dan berhasil membuatku ditransfer ke kelas X Khusus, kelas yang sejak awal Aku damba-dambakan, sebagai perwakilan dari kelas X C karena melebih jumlah nilai teman sekelas asal (kelas asal di sini maksudnya kelas X C) yang sekarang duduk di kelas X Khusus dan alhasil Aku menggantikan posisi temanku tersebut. Ada kebanggaan dan kepuasan tersendiri jika berhasil masuk ke kelas tersebut. Selama duduk di kelas Khusus ternyata jumlah nilaiku masih di atas nilai teman-temanku di kelas asalku dan membuatku bertahan di sana hingga akhir semester dua kelas XI IPA Khusus. Pada awal semstester satu kelas XII-lah aku terhempas keluar dari kelas IPA Khusus, dan memaksaku kembali ke kelas asalku, lagi-lagi kejadian di masa SMP terulang, sedih memang tapi mau bagaimana lagi, memang sudah harus begitu nasibku, nasib-nasib.
Pada tahun 2011, Aku menyelesaikan pendidikanku di tingkat SMA dan berniat melanjutkan pendidikan di Universitas Hasanuddin fakultas Farmasi, karena sejak kecil Aku bercita-cita menjadi seorang dokter dan seorang guru seperti ayahku. Namun, setelah menonton drama Korea yang berjudul  “Surgeon” jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia artinya ahli bedah, Aku mengurungkan niatku kuliah di kedokteran karena melihat tanggung jawab seorang dokter sangat berat dan penuh dengan resiko, salah sedikit fatal akibatnya. Jadi, aku berniat beralih ke fakultas Farmasi saja karena masih berhubungan dengan dunia kesehatan dan memang Aku sangat menyukai pelajaran IPA terutama Biologi dan Kimia sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar dan menengah. Dan sebagai usahaku agar berhasil masuk di Unhas Fak. Farmasi, dua hari setelah acara Graduation Senior High School 2 Sengkang alias acara pisah tamat SMA Negeri 2 sengkang, Aku bertolak ke Makassar bersama sejumlah temanku di kelas Khusus untuk bimbingan belajar di lembaga bimbingan belajar Gadjamadha. Aku dan teman-temanku sepakat memilih cabang Pongkitu karena agak dekat dari rumah salah seorang temanku. Segala daya upaya telah dilakukan dengan maksimal dan tentunya dibarengi dengan doa. Namum, ketika pengumuman SMPTN 2011 telah diumumkan, dengan penuh harapan. Aku mengakses website SMPTN 2011, karena pengumuman dapat diakses melalui internet. Bagaikan tersambar petir di siang bolong, padahal langit waktu itu tidak mendung dan tidak hujan, Aku terpaku melototi layar komputer yang bertuliskan, kalau tidak salah ingat tulisnya begini, “Maaf Anda  tidak lulus tes.” Hancur lebur hatiku dan yang paling berat, bagaimana mengatakannya kepada kedua orang tuaku, Aku membayangkan betapa kecewanya mereka. Namum, kuberanikan diri untuk mengatakan kenyataan pahit tersebut. Alhamdulillah, setelah menyampaikan hal tersebut kepada orang tuaku, walaupun agak kecewa tetapi kedua orang tua tetap menyemangatiku dan tidak lantas memarahiku. Dan pada akhirnya takdir membawa ke Universitas Muhammadiyah Makassar atas saran dan arahan dari ayah dan ibuku, dan Aku pun menyetujui hal itu karena agama mengatakan “Ridho Allah adalah ridho orang tua”, Waktu Aku berpikir begini, mungkin di sanalah awal menuju masa depan dan mewujudkan cita-cita yang memang sudah digariskan Allah untukku. Karena di Unismuh Makassar tidak ada fakultas Farmasi dan program studi Kimia, Jadi, Aku memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai pilihan pertama dan Fakultas Pertanian program studi Perikanan sebagai pilihan kedua. Dan alhasil, kalau kata pepatah “Buah tidak jatuh jauh dauh dari pohonnya” Aku lulus di FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia. Sejak di sekolah dasar Aku memang sangat suka mata pelajaran Bahasa Indonesia, bisa dikatakan pelajaran Bahasa Indoneseia adalah sederet daftar mata pelajaran favotitku selain Kimia, biologi, dan bahasa Inggiris. Ada ketertarikan dan motivasi tersendiri saat belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dan sekarang Aku sementara kuliah di semester empat di FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia.
Ibu saya selalu memberi nasihat dan diantaranya ketika Aku pamit kepadanya untuk berangkat ke tanah perantauan ilmu. Beliau berkata, ”Anakku sayang, ibu dan bapak berharap kamu menjadi anak yang soleha, berbakti kepada orang tua, agama dan berguna bagi orang-orang di sekitarmu. Semoga ilmu yang kamu peroleh bermanfaat dan semoga Allah memberkahi dan meridhoi setiap langkahmu. Amin, belajar dengan sungguh-sungguh di Makassar jangan salah gunakan kepercayaan yang diberikan ayah dan ibu, ayah dan ibu akan melakukan yang terbaik untukmu dan berusaha memenuhi segala kebutuhanmu sebagai kewajiban sebagai orang tua. Doaku selalu menyertaimu anakku sayang.”
Setiap manusia memiliki mimpi, harapan, dan cita-cita, baik itu tercapai atau tidak. Hal itu pastinya Aku alami saat ini. Dengan segala perjuangan keras dan doa serta dukungan dari orang tua dan kedua adikku, Aku ingin menjadi kebanggaan bagi mereka yang menyayangiku. Cita-cita tertinggiku adalah ingin menjadi  dosen atau guru profesional di Korea Selatan, menggaungkan bahasa dan sastra Indonesia di sana, dan jika itu tidak kesampaian di dalam negeri pun tidak ada masalah. Bagiku, dosen maupun guru merupakan profesi yang sangat dan paling mulia.  Sangat sulit menjadi seorang pengajar tanpa disertai kemampuan yang memadai, mental yang kuat, dan pengalaman yang cukup.
Terima kasih kuucapkan kepada ayah dan ibuku, ucapan terima kasih tidaklah cukup untuk membalas semua budi baik kalian kepadaku, yang telah menyekolahkanku, membekaliku dengan pendidikan, dan membiaya semua keperluanku, memenuhi semua kebutuhanku, tak kenal lelah membanting tulang demi kesejahteraan keluarga, dan terima kasih telah melahirkanku ke dunia, Aku sangat beruntung karena dilahirkan sebagai anakmu di dunia ini. Serta terima kasih kepada guru-guruku yang telah memberikan ilmunya dan membimbingku hingga menjadi seperti sekarang ini. Semua yang kalian berikan Insya Allah akan mendapat balasan yang tak terhingga dari Yang Maha Kuasa, Amin.

JJJ